Bagaimana SDN Susukan Menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar?
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Susukan adalah salah satu sekolah yang berkomitmen untuk mengikuti perkembangan dunia pendidikan, termasuk dengan menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum ini merupakan inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam proses pembelajaran, mengurangi tekanan ujian, serta mengutamakan pengembangan potensi dan kreativitas peserta didik. Di tengah tuntutan perubahan ini, SDN Susukan telah berupaya keras untuk merancang dan mengimplementasikan kurikulum ini dengan tujuan agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna, menyenangkan, dan berbasis pada kebutuhan dan minat mereka.
1. Pengembangan Kurikulum yang Fleksibel
SDN Susukan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan memberikan kebebasan kepada guru untuk menyusun materi ajar yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Salah satu aspek utama dari Kurikulum Merdeka adalah adanya fleksibilitas dalam memilih konten yang diajarkan. Di SDN Susukan, para guru diberi kebebasan untuk memilih pendekatan yang paling efektif dalam menyampaikan materi pelajaran, baik itu melalui pendekatan tematik, berbasis proyek, maupun berbasis kompetensi. https://www.sdnsusukan.com/
Guru di SDN Susukan diberdayakan untuk merancang kegiatan yang bersifat kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Misalnya, untuk pelajaran matematika, siswa tidak hanya diajarkan melalui soal-soal di buku, tetapi juga dihadapkan pada situasi nyata, seperti menghitung kebutuhan bahan-bahan dalam kegiatan masak, atau menghitung luas tanah dalam konteks lingkungan sekitar mereka. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mudah memahami konsep-konsep abstrak dan dapat mengaitkannya dengan dunia nyata.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, SDN Susukan juga memanfaatkan pendekatan berbasis proyek yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih aplikatif dan kolaboratif. Sebagai contoh, siswa bisa diajak untuk membuat proyek sederhana, seperti pembuatan media pembelajaran dari bahan-bahan yang ada di sekitar, atau merancang sebuah kegiatan yang melibatkan anggota keluarga, seperti mencatat pola cuaca di rumah mereka selama seminggu.
Melalui proyek-proyek ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengembangkan keterampilan praktis seperti keterampilan berkomunikasi, kerjasama dalam tim, serta kreativitas dalam memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan Kurikulum Merdeka yang mendorong siswa untuk tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan, tetapi juga produsen yang aktif dalam belajar.
3. Penguatan Pendidikan Karakter
Selain fokus pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan, SDN Susukan juga mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap aspek pembelajaran. Pendidikan karakter menjadi elemen penting dalam Kurikulum Merdeka, dan di SDN Susukan, ini diwujudkan dengan mengajarkan nilai-nilai seperti gotong royong, disiplin, tanggung jawab, serta rasa hormat terhadap sesama.
Di dalam kelas, guru secara aktif mendampingi siswa untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi antar siswa maupun dalam kegiatan kelompok. Misalnya, dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek, siswa diajak untuk bekerja sama dalam tim, saling berbagi ide, dan menghargai kontribusi satu sama lain. Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan karakter yang baik, yang penting untuk kehidupan mereka di masa depan.
4. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran
Meskipun SDN Susukan merupakan sekolah di wilayah yang lebih tradisional, penerapan Kurikulum Merdeka tetap memperhatikan pentingnya teknologi dalam mendukung proses belajar mengajar. Di era digital ini, teknologi menjadi alat yang sangat berguna untuk memperkaya materi pembelajaran. Dalam beberapa kegiatan, SDN Susukan memanfaatkan platform digital untuk memberikan pembelajaran jarak jauh atau memperkenalkan konsep-konsep pembelajaran yang lebih interaktif.
Guru-guru di SDN Susukan juga diberikan pelatihan untuk memanfaatkan berbagai aplikasi dan media pembelajaran digital agar proses belajar menjadi lebih menarik dan efektif. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar dari buku teks, tetapi juga mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan bervariasi melalui berbagai sumber digital.
5. Evaluasi yang Menekankan Proses, Bukan Hanya Hasil
Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian tidak lagi berfokus pada hasil ujian semata, tetapi juga pada proses belajar siswa. SDN Susukan mengadopsi pendekatan ini dengan melakukan penilaian yang lebih komprehensif, yang mencakup penilaian terhadap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan secara berkelanjutan dan berbasis pada portofolio hasil karya siswa, yang mencerminkan kemampuan mereka dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan pendekatan ini, siswa di SDN Susukan tidak hanya dituntut untuk menghafal materi, tetapi juga diajarkan untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah, serta bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
Kesimpulan
Implementasi Kurikulum Merdeka di SDN Susukan memberikan dampak yang signifikan dalam mengembangkan karakter dan keterampilan siswa. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, berbasis proyek, dan mengintegrasikan pendidikan karakter serta teknologi, SDN Susukan berupaya menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan bermakna. Hal ini tentu saja sejalan dengan tujuan utama dari Kurikulum Merdeka, yaitu membangun generasi muda yang cerdas, kreatif, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.